A Secret Weapon For kisah malam pertama pengantin baru

Waktu itu apa yang kami fikirkan hanyalah keseronokan dan tidak pandai lagi menilai apa itu seks. Jika dulu tiada perasaan malu untuk menayangkan badan masing-masing dan kadang-kadang aku dan Reen sama-sama mandi bogel di telaga batu belakang rumahnya. Namun kini kami telah meningkat dewasa dan masing-masing sudah tahu apa itu sentuhan kenikmatan. Aku sememang menunggu peluang yang tidak pernah aku impikan ini.

Secara reflek otakku mengikuti bisikannya dan berbalik hingga kini aku tengkurap. Ia menyibak rambutku dan mengecupi tengkukku.

"Ko tunggulah Ayu, nanti mesti satu hari perkahwinan ko jadi tak baik" bisik hati penuh cemburu dan amarah Kak Timah di meja tetamu sambil mengunyah maruku yang tersedia di atas meja. 

Suami ku pun pelan-pelan keluar masuk kerisnya dan lama-lama mungkin karna aku juga teransang jadinya engak gt terasa sakitnya malahan ada satu perasaan yang enak then aku pun menikmatinya, setelah twenty menit gitu suamiku bergoyang-goyang diatas tubuhku, aku melihat kalau suamiku sudah mulai kecapean jadi aku pun menyuruh suamiku untuk mengajarku posisi lain yang biar aku yang menyervisnya.

Kehangatan cairannya memberikan kepuasan yang benar-benar kurasai pada malam ini yang turut dikongsi bersama dengan Abang Zamri. Aku terdampar kelesuan di dalam pelukan Reen. “Reen.. Kenapa mesti menyerahkan mahkota kesucian Reen kepada Abang?”. “Reen anggap Abang dan macam suami Reen sejak kita menjadi pengantin dari kecil lagi, salahkah Reen memberi kepada orang yang banyak berbudi pada Reen sejak kecil lagi?” Aku tidak dapat memberikan jawapan atas persoalannya tetapi kenikmatan yang get more info kuberikan pada malam ini kepadanya dapatlah diterima dengan seribu kepuasan yang dikorbankan padaku pada malam ini.

Dan suamiku juga dorong-dorong aku dari belakang, makin didorong terasa kecepatan dorongannya semakin cepat, cepat, cepat, dan makin cepat, habis itu suamiku lansung ambil keluar kerisnya dan lansung memutar badanku untuk berbaring dan menyemprot maninya di mukaku. Maninya yang menetes di muka ku terasa panas dan ada sedikit bau.

Setelah mengadakan pesta pernikahan, pengantin baru tentu sangat menantikan malam pertama, terlebih saat malam pertama mereka akan tidur ditemani oleh pasangan. Malam pertama merupakan malam yang istimewa, mendebarkan, sekaligus yang paling ditunggu-tunggu karena pada saat itu pasangan suami istri telah sah untuk melakukan aktivitas yang selama ini dilarang oleh agama, yakni bercumbu hingga melakukan kontak seksual lainnya.

Dalam sebuah kisah disebutkan ketika malam pertama saat Firaun ingin menggauli istrinya saat itu datanglah sosok iblis perempuan yang menjelma sebagai wujud Asiyah.

Ferdi pertama kali mengenal gadis itu saat ibunya membawa Citra untuk tinggal bersamanya. Ia memang gadis yang tertutup dan sedikit dingin pada Ferdi.

Pemanasan dalam berjima’ kedudukannya sangatlah penting, yakni dengan melakukan cumbuan dan ciuman untuk membangkitkan syahwat pasangan. Rasulullah menganjurkan hal ini, “

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Aku kegelian yang amat sangat. Lubang pukiku berlendir dan lencun. Aku semput nafas dan syahwatku menguasai tubuhku. Setiap kali suamiku merodok butuhnya terasa terperosok farajku ke dalam, dan bila di tariknya pula bibir puki ku mengikut keluar semuanya. Dan ketika itu aku mendapat orgasmeku.

“Aaaaarrrrggh…” erangnya tertahan. Tangannya bergerak membuka kait braku kemudian membuang benda itu entah kemana. Dan dengan cepat ia melepaskan kaosnya sendiri kemudian mendorongku untuk kembali tidur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *